
src: ilustrasi untuk puisi hati yang patah, bagian 3
Bagian ketiga dari rangkaian "Puisi Cinta Hati yang Patah (2010)" ini melanjutkan kisah cinta remaja yang penuh luka dan pelajaran. Jika di Bagian 1 kita merasakan awal patah hati yang mentah dan penuh penyesalan, dan di Bagian 2 mulai menyadari bahwa tidak semua cinta bisa dipertahankan, maka di Bagian 3 ini luka itu mulai berbicara lebih jujur. Puisi-puisi seperti “Arti Si Dia”, “Yang Aku Butuh Cintamu”, dan “Katakanlah” menunjukkan pergulatan antara harapan dan kenyataan, antara janji yang dilanggar dan ketulusan yang tak berbalas. Setiap bait mewakili suara hati yang patah namun masih berusaha mengerti arti cinta sejati. Puisi-puisi ini tidak hanya tentang kehilangan, tetapi juga tentang proses melepaskan dan berdamai dengan rasa sakit. Ini adalah bagian terjujur dari seluruh rangkaian, di mana hati tidak lagi bertanya ‘mengapa’, tapi mulai menerima ‘inilah jalannya’.
Baca juga: Puisi Cinta Hati yang Patah: Bagian 2 (2010)
Arti Si Dia
Jika kau ingin mencintai seseorang
Maka kau harus siap ’tuk kehilangannya
Jika kau ingin menduakan seseorang
Maka bersiaplah ’tuk dibenci
Jika kau ingin diduakan
Maka bersiaplah ’tuk berlinang airmata
Jika kau tak ingin diduakan
Ingatlah ’tuk jangan pernah
Berhenti mencintai dia yang kau cintai
Yang Aku Butuh Cintamu
Sinar wajah cantikmu selalu menyinari hidupku
Tapi aku tak melihat adanya cahaya cinta darimu.
Kilau senyum manismu selalu pancarkan kebahagiaan
Tapi aku tak melihat kasih darimu.
Aku tak inginkan cinta yang palsu
Aku tak inginkan sayang pura-pura
Yang aku butuhkan ialah cinta tulus darimu
Yang aku butuh cintamu yang tulus...
Tak pernah sedikitpun kubayangkan
Kau ’kan jadi kekasih hatiku
Karena hatiku tak menyadari cinta ini
Tapi kau selalu hadir dalam mimpiku.
Katakanlah
Dia, memang hanya dia
Yang mampu membuatmu
Berpaling dari cintaku..
Kau, memang tak mau
Kau yang tak menghargai aku
Kau yang tak memperdulikan aku
Kau begitu menyebalkan
Kau katakan cinta
Kau katakan sayang
Kau janji padaku
Tak akan pergi dariku
Ooh..kasih sampai kapan
Kau akan berpaling dariku
Sayang jika memang
Kau tak menginginkan aku lagi
Katakanlah dengan terus terang.
You Promise, But You Betray
Lihat diriku yang telah kau hancurkan
Terdampar bagai orang buangan
Yang tak harganya lagi dimatamu
Andai diriku bisa kau hargai sedikit saja
Pastilah aku tak akan mungkin seperti ini
Karena aku mencintaimu lebih darinya.
Aku tak tahu harus berbuat apa
Karena aku tak bisa membuang rasa cintaku padamu
Aku begitu mencintaimu, begitu menyayangimu
Namun aku juga harus melupakanmu ’tuk selamanya.
Kau selalu kurindu tapi kau tak kumiliki lagi
Kau yang bisa membuatku tahu arti cinta itu
Kau yang berjanji padaku
Tapi kau juga yang mengkhianati aku
Aku
Kutunggu apa yang kunantikan
Kudapatkan apa yang kudambakan
Tapi aku menyesal karena aku dicampakkan
Kuterus berharap apa yang kuharapkan
Kucapai apa yang kuinginkan
Tapi aku malu
Karena aku tak pernah pantas ’tuk dia.
Jika
Jika cinta itu seperti hujan,
Aku ingin menyayangi dia
Jika cinta itu seperti banjir,
Aku mau memiliki dia
Karena hujan dan banjir
Membawa kedamaian dan keharmonisan cinta
Dalam kisah cinta yang kita miliki,
Setelah kita dihantam badai cobaan cinta.
Baca juga: Puisi Cinta Hati yang Patah: Bagian 1 (2010)
- Bryan Nakupenda
0 Comments
Silakan berkomentar secara bijak atau sesuai topik pembahasan...