Puisi Cinta Hati yang Patah: Bagian 2 (2010)

Puisi Cinta Hati yang Patah: Bagian 2 (2010) adalah lanjutan dari kisah cinta yang hancur dalam Bagian 1. Bila di awal hanyalah luka yang menganga dan penyesalan yang menggantung, maka di bagian ini, perasaan itu berubah menjadi kesadaran bahwa tidak semua cinta bisa diselamatkan.

Puisi-puisi ini ditulis di tahun 2010, saat masa remaja yang penuh gejolak perasaan. Rasa bersalah, kehilangan, dan amarah tersampaikan dalam bait-bait sederhana, namun menyentuh.

Ilustrasi surat cinta untuk Puisi Hati yang Patah

Ilustrasi: Surat cinta untuk kenangan yang tersisa

Melalui “Tak Ada Lagi Kesempatan”, “Tak Akan”, dan “B & J”, penulis menggambarkan upaya untuk memahami mengapa cinta tak selalu berakhir bahagia.

Jika kamu sudah membaca Bagian 1, maka Bagian 2 ini akan menjadi pelengkap rasa, dan mungkin, akan membuatmu kembali mengingat cinta pertamamu yang tak terlupa.

Baca juga: Puisi Cinta Hati yang Patah: Bagian 1 (2010)

Tak Ada Lagi Kesempatan

Apalah artinya cinta sejati

Jika kau tak siap kehilangannya

Aku hanya inginkan ‘tuk bisa mencintai dia

Tapi sekarang tak ada lagi kesempatan itu

Jika memang tak ada lagi kesempatan

Ijinkanlah aku ’tuk meminta ma’af

Karena tak mau mendengar alasanmu

Memang ku terlalu egois

Tapi kumohon ma’af telah menyakitimu

Padahal dulu engkau mau

Beri aku kesempatan ’tuk aku menjelaskan alasanku

Tetapi sekarang kenapa aku begitu bodoh

mengucapkan kata itu

Yang kuingat hanyalah kalimat ituu

”Hubungan kita cukup sampai disini”

Tak Akan

’Kan kubiarkan engkau pergi

Jika memang cintaku

Tidak cukup ’tuk meyakinkanmu

’Kan kubiarkan engkau pergi

Jika memang dia lebih pantas dariku

Tapi tak akan kuma’afkan engkau

Jika engkau meninggalkan aku seperti ini

Kau pergi dariku seolah-olah

Aku yang bersalah

Kau buat diriku terhina

Aku tak akan pergi darimu begitu saja

Tanpa ada penjelasan.

B & J

Bila raga kita tak mungkin menyatu

Ranah hati dan cintaku ’kan kecewa

Yang kuinginkan kini hanyalah kamu

Andai aku bisa memiliki kamu

Namun engkau memilih dia

Jika memang dia lebih baik dariku

Enyahkan saja Cintaku

Nalar hati dan rasaku juga

Namun aku tak mungkin melupakanmu

Engkau tahu betapa hancurnya hatiku

Tiada lagi kata yang pantas ’tuk dirimu

Hanya perpisahan yang ada.

“When someone feeling bad he can to write a notes.”

Bila raga kita tak bersama

Ragu rasanya bila cintaku ’kan sirna

Yang kuinginkan hanyalah dirimu

Andai waktu tak mempertemukan

Nurani ’kan menuntunku padamu

Jangan pernah biarkan kita terpisah

Enyahkan segala perusak hubungan

Nalar cemburu, dan lainnya

Niscaya cinta kita ’kan utuh selamanya

Engkau tahu betapa kumencintaimu

Tiada lagi yang pantas ’tuk dirimu

Hanya cinta yang tulus.


Terima kasih telah membaca lanjutan dari kisah cinta dan luka yang tertuang dalam bait-bait puisi ini. Setiap kalimat adalah jejak kenangan yang tak mudah dilupakan, dan bagian ini hanyalah sepotong dari perasaan yang lebih dalam lagi.
Nantikan kisah selanjutnya dalam Puisi Cinta Hati yang Patah: Bagian 3 (2010), segera hadir di blog ini.

- Bryan Nakupenda

Puisi Cinta Hati yang Patah: Bagian 2 (2010)

Kelanjutan kisah cinta remaja yang penuh luka, keraguan, dan harapan dalam puisi-puisi penuh perasaan.

Post a Comment

0 Comments