Dalam Volume kedua dari The Tale of the Dororo and Hyakkimaru terbitan M&C Gramedia ini hadir dengan cerita yang semakin dalam dan emosional. Kalau di volume pertama kita disuguhkan aksi penuh darah dan pertarungan lawan iblis, kali ini semuanya terasa lebih personal. Hyakkimaru mulai membuka diri, menceritakan kisah kelam masa kecilnya dan alasan kenapa dia harus merebut kembali bagian-bagian tubuhnya yang diambil iblis. Sosok Hyakkimaru perlahan mulai dibuka tabir cerita dan masa lalunya.

Tampilan Cover Manga-nya
Si bocah Dororo pun yang awalnya terkesan hanya sebagai partner perjalanan Hyakkimaru, kini mulai mendapatkan porsi peran yang jauh lebih penting pada volume ini. Sekarang bukan cuma teman seperjalanan atau pelengkap aksi, tapi perlahan mulai tumbuh menjadi karakter yang punya beban, emosi, dan pengaruh besar terhadap perjalanan batin Hyakkimaru.
Hubungan keduanya juga mulai terasa lebih hidup dan bukan karena mereka sering bareng, tapi karena mereka sudah lebih nyantol aja sekarang. Chemistry mulai terbentuk bukan karena "dipaksa dekat", tapi karena luka mereka saling memahami.
Ilustrasi yang Kuat dan Cerita yang Penuh Emosi
Ozamu Tezuka bukan main ceritanya, sedangkan Satoshi Shiki, sang ilustrator, tetap konsisten menghadirkan panel-panel dengan atmosfer kelam yang khas. Gaya gambarnya tajam dan penuh detail, pas banget untuk menggambarkan dunia yang suram dan penuh bahaya.
Tebasan, darah, dan amarah menjadi pelengkap sempurna dari cerita yang penuh tanda tanya ini. Bahkan, beta bertanya-tanya: siapa sebenarnya musuh utama dalam cerita ini, apakah iblis, atau manusia yang dikendalikan oleh ambisi?
Baca juga: Review Manga Pluto Volume 2 – Ketegangan Emosional dan Intrik Kemanusiaan!

Dororo & karakter baru

Kilas balik
Menegangkan dan Semakin Gelap
Volume kedua ini juga jadi titik balik. Bukan cuma tentang pertempuran, tapi tentang krisis identitas. Hyakkimaru mulai bertanya bukan hanya soal tubuh yang hilang, tapi soal siapa dirinya setelah tubuh itu kembali. Dan Dororo? Mulai jadi cermin bagi Hyakkimaru untuk sisi kemanusiaan.
Volume ini juga menyiratkan bahwa perjuangan terbesar tidak selalu datang dari luar. Kadang, justru konflik dalam diri sendiri yang paling berat. Manga ini berhasil mengangkat tema besar seperti ambisi, pengorbanan, dan kehilangan tanpa terasa berat dibaca.
Justru, semua itu disampaikan lewat interaksi sederhana dan momen hening yang bikin pembaca ikut refleksi.

Aksi Hyakkimaru

Halaman penuh ketegangan
Baca juga: Pengalaman Membaca The Sword Lion – Review Manhua Aksi Fantasi!
Ilustrasi gelap dan mencekam, dialog yang makin tajam, dan emosi yang mulai terbuka, semuanya bersatu padu dengan rapi. Katong diajak merasakan bagaimana rasanya masuk ke dalam dunia yang hancur tapi masih menyisakan harapan kecil.
Jadi, kalau ditanya bagus tidaknya manga ini, tentu saja, sangat direkomendasikan untuk dibaca. Cerita masih dengan ciri khas Ozamu Tezuka dan penggambaran oleh Satoshi Shiki bikin kita baca manga-nya penuh penasaran. Penggambaran suasananya terasa sekali, dan buat lu yang suka baca manga aksi plus ketegangan, wajib dan harus segera dibaca komik ini.
- Bryan Nakupenda
0 Comments
Silakan berkomentar secara bijak atau sesuai topik pembahasan...