Suka dan Duka: Perjalanan Kehidupan dan Pekerjaan
Mau atau sonde mau, suka atau sonde?
Katong harus belajar mengikhlaskan semua rasa—entah pedih atau tawa—dalam satu
waktu, atau dalam dua momen yang saling bersusulan. Kadang pedih duluan, baru
disusul tawa. Kadang malah sebaliknya. Tapi, jujur saja, kita nggak pernah tahu
mana yang bakal datang duluan. Semua terjadi begitu saja.

src: ilustrasi "Suka dan Duka" dibuat menggunakan ChatGPT.
Tahun
2021: Roller Coaster Kehidupan
Di satu sisi, beta merasa seperti
orang paling beruntung di dunia. Di tahun itu, beta diterima kerja—bukan kerja
biasa, tapi pekerjaan yang waktu itu beta pikir bakal jadi batu loncatan besar
dalam hidup. Dan bukan hanya itu, beta juga menikah dengan perempuan yang beta
cintai. Uhhuyyy SO Sweett! Hidup serasa naik ke level baru. Dan seperti
bonus tambahan yang paling manis, di penghujung tahun beta dapat kabar paling bahagia
sebagai seorang manusia dan sebagai seorang suami: beta bakal jadi seorang
ayah. Istri sedang mengandung seorang anak yang tentu saja, jadi cita-cita
seorang suami sejak menikah.
Tantangan
yang Tak Terduga
Beta menolak satu tawaran pekerjaan
yang katanya “lebih bagus”. Pekerjaan yang katanya bisa menaikkan status sosial
keluarga. Tapi beta tolak. Alasannya sederhana: beta sonde pake pikir panjang
waktu itu. Dan seiring waktu berjalan, keputusan itu seperti jadi hantu bagi
beta di sepanjang tahun. Hadeeh!
L
“Kenapa beta sonde ambil sa e, ?”
“Kenapa beta sonde terima sa e, ?”
“Kalau waktu itu beta terima, mungkin sekarang beda cerita.”
Pikiran-pikiran itu mampir terus,
kadang di pagi, kadang tengah malam, kadang saat sementara kerja, kadang-kadang
datang tanpa diundang. Haduuuhh! Perasaan bersalah dan
penyesalan seperti numpang tinggal di beta tanpa bayar sewa.
Hidup Itu
Lucu, Waktu Bisa Jadi Penolong
Tapi hidup ini lucu. Kadang waktu
juga bisa jadi penolong paling bijak.
Tahun 2022 datang, dan perlahan beta
mulai bisa melihat semua dengan kacamata baru. Fokus sudah bergeser: dari soal
kerjaan, jadi soal keluarga.
Beta mulai belajar apa arti
“bahagia” yang sebenarnya. Bahagia bukan soal titel pekerjaan atau status
sosial, tapi soal punya waktu untuk menikmati hidup—bersama orang-orang yang
dicintai.
Dan anehnya, pekerjaan yang dulu
beta tolak itu justru ternyata penuh racun. Iya, beta liat dan dengar dari
medsos, media cetak, bahkan dari grup WA. Terlalu toxic parah. Untung
toh Bro! Pekerjanya disuruh kerja kayak robot, lupa waktu, lupa hidup.
Dan itu semua terjadi saat dunia masih berkutat dengan pandemi. Astaga, beta
langsung tarik napas panjang. Bersyukur setengah mati karena waktu itu beta sonde
ambil itu pekerjaan.
Dari situ, beta sadar. Hidup itu bukan soal “yang kelihatan lebih hebat”, tapi soal “yang membuat kita lebih tenang”. Beta memilih untuk slow living—menikmati waktu bersama istri dan anak sambil sesekali latihan Kempo. Dan itu rasanya priceless. Sonde bisa diganti dengan gaji berapa pun.
Refleksi
dan Rencana Ke Depan
Baca juga: Self Motive: Kamu Bukan Pusat Dunia! Tapi Kamu Masih Bisa Bahagia
Saat beta tulis ini bikin beta sadar
satu hal besar: hidup itu campur aduk. Katong sonde bisa berharap isinya cuma
tawa. Tapi juga jangan terus tenggelam dalam sedih. Dua-duanya penting,
dua-duanya membentuk siapa kita hari ini.
Beta yakin, banyak di antara katong yang pernah atau sedang ngalamin hal yang sama.
Bimbang soal kerjaan, bingung soal hidup, atau nyesel karena pilihan yang udah diambil. Tapi percayalah, semua itu bukan akhir dari segalanya. Semua itu proses yang membentuk katong jadi versi terbaik dari katong pung diri.
- Bryan Nakupenda
0 Comments
Silakan berkomentar secara bijak atau sesuai topik pembahasan...