Menemukan Kekuatan dalam Setiap Langkah Perjuangan
Puisi “Ceritaku Puisiku: Kita dan Bahagia” adalah cerminan hati yang sedang berjuang di tengah gelombang hidup yang kadang menyesakkan. Dengan gaya bahasa yang sederhana namun sarat makna, puisi ini membawa kita menyelami pergulatan batin seseorang yang tak ingin menyerah, meski jalannya terjal dan penuh luka. Setiap bait seolah menjadi napas dari seseorang yang sedang bangkit dari keterpurukan—yang percaya bahwa kebahagiaan bukan hanya utopia, melainkan sesuatu yang bisa digapai meski tampak jauh.
(unsplash/ edgar chaparro)
Ada rasa rindu, patah, dan penerimaan dalam satu ruang; menghadirkan semacam kehangatan getir bagi siapa pun yang membacanya. Puisinya bukan hanya soal perasaan pribadi, tapi tentang kita semua—tentang manusia yang berharap, kecewa, bangkit, dan kembali menaruh harapan meski dihantam kenyataan.
Bahagia: Sebuah Nirwana yang Tak Mudah Digapai
“Bahagia? Itu nirwana yang semua orang ingin tuju,” tulisnya dengan jujur, mengingatkan kita bahwa meskipun bahagia tak selalu mudah digapai, keinginan untuk tetap melangkah adalah bentuk kekuatan itu sendiri.
Baca juga: Ceritaku Puisiku, Duka dan Cerita
Ceritaku Puisiku, Kita dan Bahagia
Seberapa hebat aku mengejar
Takkan ada aku lagi nanti
Yang ada hanyalah kita
Yang bisa saja tidak ada kita, tentu bisa menjadi kita
Yang bisa saja kau tolak, tentu bisa kau terima
Ada saja jalan terjal yang menanti di depan
Tapi mana ada manusia lemah yang mau menyerah begitu saja
Kalau pun ada, dia bukan menyerah tetapi telah siap menerima kekalahan
Putus asa?
Tentu saja tidak, semua cerita hebat dalam hidup tentu tidak boleh menjadi batu sandungan
Karena putus asa hanya ada pada mereka mengakui kekalahan
Semua jalan nestapa hidup
Yang penuh dusta dan airmata menyatu bahkan menjadi bumbu hancurnya hidupmu
Atau menjadi kenikmatan tersendiri bagi dirimu untuk menjadi seorang manusia
Yang berpengharapan
Yang berharap
Datangnya bahagia
Bahagia?
Tentu saja, bukti nyatanya terpampang jelas
Dikala senja selalu menjadi pembakar senyuman
Dikala dinginnya malam selalu menusuk dengan kejamnya rindu
Menjadikanku manusia tegar nan tangguh
Terus melangkah maju dalam menopang hidup yang dimata orang tercompang-camping
Bahagia?
Itu nirwana yang semua orang ingin tuju
Nyata dalam hati meski sulit digapai
Indah saat terwujud
Baca juga: Ceritaku Puisiku, Dua Mata Koin
Temukan Lebih Banyak Karya dari Ceritaku Puisiku
Jika puisi ini menyentuh hatimu, kamu mungkin akan menemukan lebih banyak perasaan yang sama dalam puisi-puisi lainnya di blog ini. Yuk, lanjutkan membaca karya-karya “Ceritaku Puisiku” lainnya yang tersebar di Blogspot-ku. Siapa tahu, kamu sedang butuh teman untuk memahami rasa yang tak bisa kamu ucapkan.
- Bryan Nakupenda

0 Comments
Silakan berkomentar secara bijak atau sesuai topik pembahasan...