Cerita anak 90an: Inner Child yang kembali!

Kalau boleh jujur, beta nih penggemar komik yang bisa dibilang “terbawa arus.” Tapi bukan dalam arti ikut-ikutan, ya—lebih kepada aku hanyut dalam dunia yang dibangun oleh panel-panel dan balon kata itu sejak kecil dan malah sempat ada kepikiran untuk menjadi pembuat komik. Sebagai anak kelahiran 90-an, yang masa kecilnya sangat erat dan dekat dengan layar televisi tabung yang menyala sejak pagi saat hari Minggu tiba. Biasanya, kalau sonde ke sekolah Minggu, ya beta pasti duduk manis di depan TV nonton kartun dan anime mulai dari bangun tidur hingga siang, dengan bayaran siap kena hardik dan kena habok dengan kayu di betis. HAHAHA

Koleksi Komik Naruto

Koleksi Naruto

Itulah salah satu kebahagiaan sederhana yang tak tergantikan saat kecil. Tapi lama-lama, rasa suka itu tumbuh dan bergeser. Dari yang tadinya hanya menonton, mulai penasaran dengan cerita-cerita yang bisa dibaca kapan saja—komik. Rasanya menyenangkan sekali membayangkan bisa menyelami petualangan para tokoh favoritku lewat halaman demi halaman yah meski komik yang dibaca adalah kepunyaannya orang lain sih, yang hanya bisa baca kalo ada yang kasi. Sampai akhirnya suatu hari, Kota Kupang, Kota Kasih, Kota karang yang indah ini hadir sebuah Toko Buku bernama Gramedia.

Waktu itu, wah… toko itu terasa seperti surga. Mata ini rasanya nggak bisa berhenti melihat rak demi rak yang penuh komik. Ada Naruto, One Piece, Dragon Ball, Doraemon, Samurai X, dan banyak lagi yang selama ini cuma bisa kulihat dari kejauhan lewat TV. Dalam hati , aduh... kayaknya beta kepengen sekali bisa baca semuanya. Tapi ya namanya juga anak-anak, keinginan sering kali terbentur kenyataan.

Komik Naruto Tampak Aestetik

Nampak Aestetik saat dipajang

Fun Fact: Pernah sekali waktu pada masa SMA mengoleksi komik Naruto, yah.. pada tahun 2008 hingga 2011 adalah waktu yang cukup menyenangkan untuk mengoleksi beberapa komik terbitan Elexmedia yang memang waktu itu harganya masih di 12ribuan hingga 16 ribuan sih. Tapi sayang karena kebodohan diri sendiri komik tersebut malah dikasihkan ke orang lain. Hadeh... terlalu people pleaser jadi manusia. HIHIHI

Waktu terus berjalan. Tumbuh dewasa, dan menjalani kehidupan seperti kebanyakan orang: sekolah, kuliah, kerja, menikah, punya anak. Tapi ada satu hal yang susah untuk benar-benar hilang—yakni membaca komik, meski masih lewat Mangaplus tapi akhirnya keinginan kecil yang dulu tertahan perlahan mulai muncul kembali. Dan lucunya, ketika sudah menjadi orang tua, inner child-nya beta malah bangkit pelan-pelan. Rasanya seperti ada sisi bocil dalam diri nih yang bilang, "Hei, sekarang lu su bisa, wee."

Manga Haul Terbaru

Manga Haul

Kini, beta pung rak su mulai terisi. Kalo dulu mulai dari komik lama, sekarang sudah mengoleksi komik-komik baru yang baru saja terbit. Komik yang dulu hanya bisa baca via online saja, sekarang sudah bisa dibaca kapan saja dan bisa dipegang secara langsung. Beta bahkan sudah mulai mengoleksi, membungkus ulang dengan plastik agar awet, dan bahkan juga buat konten di Instagram tentang komik. HEHEHE Semacam bentuk penghargaan untuk diri sendiri—bahwa mimpi kecil itu sah untuk dirawat, meskipun datangnya agak terlambat.

Manga Haul Desember 2024

Manga Haul Desember 2024

Sebagai penutup dalam cerita tentang inner child ini, semoga menjadi pengingat bahwa impian masa kecilmu bisa terus bertahan entah bagaimana caranya jika tetap hidup di suatu sudut hatimu dan dia akan membawamu kembali ke masa lalu, masa dimana hidup hanyalah bermain, membaca dan menikmati hal-hal menyenangkan dalam hidup.

- Bryan Nakupenda

Koleksi Komik Naruto, One Piece, dan Manga Lainnya

Cerita nostalgia tentang mengoleksi komik sejak kecil hingga dewasa, termasuk Naruto, One Piece, Dragon Ball, dan Doraemon. Tips merawat inner child dengan hobi membaca manga.

Post a Comment

0 Comments