![]() |
Dibuat pakai Microsoft Design |
Sebuah tidak mungkin menjadi mungkin yang tak terduga.
Banyak
kelemahan dan banyak kekurangan dalam setiap pribadi. Ya, itu yang saya yakini
hingga saat ini dalam proses pendewasaan diri. Namun, dalam proses ini pun
banyak celah yang bisa dimanfaatkan oleh orang lain untuk menjatuhkan diri
kita.
Ya,
itu benar adanya. Itu realita dalam kehidupan yang tidak bisa kita pungkiri
karena hakekatnya manusia itu adalah industri dari kehidupannya sendiri.
Industri untuk mejadikan dirinya lebih baik dari orang lain. Industri untuk
menjadikan dirinya lebih wah dalam segala hal.
Entahlah,
apa itu pencapaian? Apa itu keberhasilan? Apa itu kesuksesan?
Semua
itu bisa saja hanya nirwana yang menjadi kelabu karena kita begitu terobsesi.
Pencapaian yang hakiki yang selalu kita kejar, keberhasilan yang tidak membuat
kita puas ketika kita meraihnya, kesuksesan yang hanya agar kita dapat pujian
memukau dari berbagai pihak.
Atas
segala hal itu kita menjadi lupa diri tatkala rasa haus validasi terus
bergelora apalagi di era medsos yang kian hari makin menjadi-jadi. Entah itu dari
tiktok, youtube, instagram, facebook atau medsos lainnya. Semua aspek kehidupan
kita menjadi bahan validasi kita terhadap orang lain, atau sebaliknya.
Kadang
hidup ini tidak bisa menjadikan kita kuat hanya karena ingin diakui, tetapi
bisa menjadi kambing hitam atas kegagalan kita dalam meraih kesuksesan hidup.
Kita menyalahkan diri kita lebih besar dibandingkan orang lain yang menilai
kita dari luar.
Kita
sedang kesulitan namun dimata orang lain kita sedang bahagia.
Ketika
kita bahagia bisa saja dimata orang lain kita terlihat sombong.
Baik
dan tidaknya kita sekarang bisa menjadi batu sandungan kita sendiri.
The
power of internet saat ini sangat mengerikan, membagi-bagikan kebahagiaan
seakan-akan itu adalah hal lumrah yang harus dilakukan. Mengerikan!!!
Ah..
tapi atas semua hal itu saya menyadari bahwa tidak ada hal yang tidak menjadi
masalah ketika kita sudah berpikir bahwa hal tersebut akan menjadi masalah. Lucu,
bisa jadi. Kita hanya harus berpikir tenang dalam setiap tarikan nafas kita.
Semua
aspek baik buruk itu hanya akan menjadi perkara ketika kita sendiri telah
berhenti untuk bahagia, toh jika diri kita sendiri bahagia tidak membuat diri
kita berkekurangan. Justru dengan kita bahagia terus menerus menjadikan diri
kita serba berkelebihan dan tidak kekurangan apapun.
Bukan
main pikiran picik licik busuk bisa menjadikan kita lemah dan tak berdaya. Dalam
sekejap hal yang tak mungkin bisa menjadi mungkin hanya karena kita telah kalah
dalam hal berpikir positif.
Yah,
itu benar.
Kita
telah rela membagikan aspek hidup kita tapi tidak menjadikan kita pribadi yang
baik dimata orang lain, tapi kita juga harus belajar menerima bahwa ada hal
negatif dan positif tatkala kita membagikan aspek hidup kita.
Ngalor
ngidul ini makin lama makan kesana makin kesini.
Wkwk
Hanya
sebuah curahan hati singkat sih ini.
Melihat
dunia sosmed yang makin lama makin keras aja.
Bukannya
membantu pengembangan diri namun malah menjadi alat atau media untuk menghakimi
orang lain.
Dulu
ada the power of kepepet tapi sekarang ada juga the power of netizen. Wkwkwk
Dunia
berputar begitu cepat, teknologi pun juga. Anak yang dulunya bocil klereng sekarang
pada ngurus anak. Yang dulunya sibuk main gaple sekarang sibuk main slot.
Waduh..
bahaya sosmed gak habis fikri dah sekarang.
Itulah
sebuah ketidakmungkinan yang bisa menjadi kemungkinan yang tak terduga.
Hal-hal
yang dulu diluar ekspektasi kini bisa menjadi hal lumrah, bisa menjadi hal yang
makin kesini makin biasa saja dimata masyarakat. Hal-hal yang dulunya tabu
makin kesini makin biasa saja.
Internet
dan segala kepolosan, sosmed dan segala justice warrior-nya.
Beda
sosmed beda iklim dan suasananya.
Ada
yang bilang twitter itu relate sama kehidupan karena dunia perbacotan.
Ada
yang bilang instagram itu medsos untuk flexing.
Ada
yang bilang youtube itu tempat meraup duit.
Tiba-tiba
muncul tiktok dengan segala macam video singkatnya yang hari-harinya pasti ada
saja yang menjadi trending dan tidak ada tidak habisnya.
Gilllaaa!!!!
Waduh..keresahan
ini kek makin hari makin aneh aja.
Wkwkwk
Pada
akhirnya sih, saya mengambil kesimpulan bahwa internet dan medsos dalam
tahun-tahun belakangan ini memang menjadi momok menakutkan karena bukan saja
menjadi media berinteraksi tetapi juga menjadi media saling menjatuhkan, saling
menyakiti, saling melukai walau disadari benar bahwa ketikan jari jemari kita
belum tentu sesuai dengan perilaku kita, belum tentu sesuai sama bibir mulut
kita ketika berhadapan dengan yang dibahas dan belum tentu juga semua hal yang
ada di internet itu adalah nyata.
Mari
berintrospeksi diri menjadi lebih baik dalam menjalani dunia persosmedan dan internet, belajar waras
ajalah pokoknya. Semoga internet tidak menyakiti kita tetapi menjadikan kita
semakin lebih baik lagi dalam bersosialmedia.
:D
- Bryan Nakupenda
0 Comments
Silakan berkomentar secara bijak atau sesuai topik pembahasan...