Self Motive - Diperalat

Kita senantiasa mempunyai ambisi dalam hidup, entah menjadi nomor satu, menjadi sukses atau menjadi bahagia. Namun, seringkali kita lupa bahwa ada banyak hal yang harus kita lalui, salah satunya tantangan.

Ada manusia yang tangguh, mampu melihat segala keadaaan dan melewati segala penghalang dengan mudah. Ada yang terlahir lemah, ketika masalah menghadang bisa saja menyerah, namun ada juga manusia lainnya yang mampu melakukan apapun entah menjadi hebat atau menjadi lemah.

(unsplash/ alison wang)


Dari ketiga manusia tersebut manusia ketiga adalah yang paling sering kita temui dimanapun, disaat keadaan memaksa, mendesak dengan kejam, manusia tersebut berevolusi entah menjadi lebih kejam daripada masalah tersebut atau menjadi manusia yang apa adanya saja ketika keadaan mulai runyam.

Entahlah...

Satu hal yang pasti mereka juga lebih sering diperalat ketika hidup tidak mempunyai tujuan tetapi harus berhadapan dengan masalah yang tak pernah lelah datang silih berganti dalam hidup. 

Entahlah...

Itu jawaban bisa menggambarkan manusia tersebut, naik dan turun prestasi hidup tekadang juga membuat manusia tersebut menjadi lupa bahwa keangkuhan dan keserakahan bisa membuat manusia tersebut terjerumus dalam cara hidup yang salah.

Hidup atau mati, berevolusi atau mati, setiap pilihan ada dan kita hidup untuk memilih, memilih ke arah yang baik atau ke arah yang buruk. Manusia yang biasanya mudah dipengaruhi biasanya menjadikan manusia lain menjadi lebih buruk dibandingkan diri mereka sendiri.

Sehingga banyak membunuh manusia lain, entah secara fisik, mental maupun psikis. Menghancurkan perlahan demi perlahan demi kepuasan yang sebenarnya tak pernah ada ujung pohonnya, selain menyakiti hati manusia lainnya sehingga rasa puas yang pernah ada bisa terobati. 

Sungguh licik manusia-manusia ini...

Bebal..

Tetapi entah kenapa manusia-manusia ini terus saja lahir dan terus saja menyakiti manusia-manusia lainnya. Menjadi boneka dari manusia lainnya yang berada di piramida tertinggi, dan selalu saja menjadi tumbal dari segala sesuatu yang diinginkan yang pemuncak piramida.

Manusia ini tidak pernah belajar bahwa mereka hanya diperalat dan tidak pernah menyukai komentar, padahal banyak dari masukan tersebut bernilai positif dan membangun. Banyak pergolakan tidak pernah ada habisnya banyak pergolakan membawa kekecewaan tetapi tidak pernah menjadikan pergolakan tersebut sebagai pelajaran untuk bertumbuh dan berkembang menjadi manusia yang lebih baik.

Semoga kelak manusia-manusia ini menjadi sadar bahwa ....

....

....

....

....

Entahlah... sepertinya mengomentari dan berharap tidak pantas lagi, setelah ditolak, akan lebih baik membiarkannya saja...

Dasar manusia...

Mau saja diperalat...

Dasar manusia...

Mau saja menjadi boneka...

Dasar manusia...

Mau saja menjadi angkuh...

Hmmm...

Dasar manusia...

...

...

...

- Bryan Nakupenda


Post a Comment

0 Comments