Ceritaku Puisiku, Dewasa Ini – Ketika Perubahan Mengajarkan Arti Hidup

Menjadi Dewasa, Tanpa Petunjuk Arah

Entah kapan puisi ini beta tulis, mungkin saat langit tampak kurang bersahabat atau ketika beta pung hari lagi sepi dan semuanya buat beta bingung mau jelaskan. Yang pasti, beta sangat suka ini puisi. Seperti helaan napas yang sempat tertahan terlalu lama lalu akhirnya bisa dilepas perlahan, puisi ini terasa seperti bayangan dalam cermin yang bingung kalau pernah jatuh, dan entah bagaimana, masih bisa bangkit lagi.

Waktu berjalan tanpa aba-aba. Tahu-tahu sudah tumbuh, berubah, dan dihadapkan pada hal-hal yang beta sonde mengerti saat kecil dulu. Dulu, saat ketawa dan bahagia terasa sederhana, sekarang malah jadi sesuatu yang rumit, bikin beta berpikir kadang harus diperjuangkan, kadang hanya bisa diingat. Hahaha

Perubahan datang tanpa isyarat. Sikap, tubuh, bahkan cara katong mencintai pun ikut berubah. Dan dari semuanya itu, yang paling menyakitkan mungkin adalah perubahan yang membuat katong bertanya: “Masihkah aku ini aku?”

Refleksi Dewasa ini

src: unsplash/ alessio soggetti

Ada rasa takut yang nyata—takut kehilangan jati diri, takut menjadi asing bagi diri sendiri. Tapi itulah dewasa. Bukan soal usia, tapi keberanian untuk berdamai dengan luka, dan tetap melangkah walau hati masih sakit.

Karena pada akhirnya, dewasa bukan untuk menolong semua orang. Kadang, dewasa adalah tentang menyelamatkan diri sendiri—dengan tenang, dengan utuh, dan dengan segala keberanian yang tersisa.

Puisi ini adalah pengingat. Bahwa dalam jatuh pun, kita bisa tetap tangguh. Dan tak ada salahnya takut, selama kita tidak berhenti berjalan. Puisi ini beta beri judul: Dewasa ini.

Berjalannya waktu tidak terasa

Membawa kita pada kedewasaan

Yang mana selalu menemani kita

Dari masa terpuruk hingga masa-masa bahagia

Tidak terasa memang

Perubahan sikap

Perubahan sifat

Perubahan rasa

Perubahan tubuh

Semua perubahan itu menjadi satu

Manakah dari semua yang terasa paling menyakitkan?

Dari semua perubahan itu

Tak pasti, tetapi rasanya nyata dan ada

Jauh sakit, dekat pun sakit

Bagaimana kita menyikapi perubahan yang membawa rasa sakit tersebut?

Semua rasa yang jadi satu

Menyatu bak satu nyawa

dalam sebuah perasaan yang dalam

Yakni takut kehilangan jati diri

Sebuah janji diikrarkan,

diucapkan dalam keadaan sadar

dan tak sadarkan diri

Entahlah...

Semua terjadi begitu cepat, hasilnya pun

Menjadi sebuah momen

yang tak bisa diungkap dengan kata-kata

Semua bisa hebat,

semua bisa nakal,

semua bisa jatuh,

semua bisa bangkit

Dari hati yang dalam,

jadilah tangguh apapun yang terjadi

Dewasa yang kita impikan

tidak bisa menolong orang lain

kecuali diri kita

sekalipun sakit di hati tak terobati

Itulah dewasa

harus mampu menjadi lebih kuat daripada sakit hati itu sendiri

Membahas dewa dan menjadi panjang,

sepertinya berbeda dari apa yang kau harapkan

- Bryan Nakupenda

Self Motive: Perjalanan Hidup, Kesalahan, dan Kesempatan untuk Berkembang

Sebuah refleksi tentang perubahan, kedewasaan, dan bagaimana kita belajar bertahan dalam perjalanan menjadi diri sendiri.

Post a Comment

0 Comments