Ceritaku Puisiku, Selain Bodoh: Perjalanan Hati yang Tak Lagi Sama

Makna di Balik Puisi "Ceritaku Puisiku, Selain Bodoh"

Ilustrasi puisi Ceritaku Puisiku: Selain Bodoh

src: unsplash / Kelly Sikkema

Puisi “Ceritaku Puisiku, Selain Bodoh” adalah sebuah cermin dari ikatan yang pernah ada—persahabatan, kebersamaan, bahkan rasa saling topang yang perlahan memudar. Bait-baitnya menggambarkan perjalanan bersama yang penuh perjuangan, luka, dan harapan. Kita pernah melewati suka dan duka, bersama menantang kerasnya hidup, seolah segalanya tak akan berubah. Namun pada akhirnya, setiap kisah punya jalannya sendiri. Dan sayangnya, tidak semua kebersamaan berujung pada keabadian.

Puisi ini bercerita tentang ironi: meski melewati segalanya bersama-sama, pada akhirnya yang tercipta justru menjadi asing, dingin, dan menyakitkan. Tak ada lagi kehangatan persaudaraan, yang tersisa hanya ego dan kesunyian. Kalimat terakhir, “Selain bodoh…”, adalah bagaimana keadaan nampak begitu menghantam tali persaudaraan kita. Menjadi refleksi pahit tentang penyesalan, tentang kepercayaan yang dikhianati oleh kenyataan.

Baca juga: Ceritaku Puisiku, Luar Biasa: Kisah Perjalanan Hidup yang Menginspirasi

Saya ingin mengajak kita semua berkaca pada relasi dan pertumbuhan hubungan manusia yang tampak kokoh, tapi bisa runtuh kapan saja karena hal-hal kecil yang perlahan menumpuk dan menjadi virus. Puisinya tidak hanya tentang seseorang, tapi tentang kita semua yang pernah merasa dibuang setelah bertahan.

Ceritaku Puisiku, Selain Bodoh

Lahir dari tempat yang sama

Dari duka yang sama

Dari suka yang sama

Dari cerita yang sama

Dari derita yang sama

Tidak pernah beda, namun selalu memiliki akhir yang berbeda

Melangkahi kaki melewati jalan yang terjal

Secara bersama

Bergandengan tangan

Berangkul-rangkulan

Tidak ada lubang yang tidak kita lewati tanpa melompat bersama

Tidak ada gunung yang tidak kita jajaki tanpa saling menopang

Semuanya melewati jalan yang sama

Tetapi, pada akhirnya jalan yang kita tempuh itu

hanyalah cerita dan kisah yang cukup dikenang

Dibumbui persaudaraan yang tak kental

Dimasak dalam perapian keegoisan

Dihidangkan dalam keadaan larut dalam kesunyian

Tidak ada kata yang pantas yang bisa diungkapkan

Selain bodoh…

- Bryan Nakupenda

Baca juga: Ceritaku Puisiku, Luar Biasa: Kisah Perjalanan Hidup yang Menginspirasi

Penutup

Jika puisi ini menyentuh bagian terdalam hatimu, jangan berhenti di sini. Masih banyak “Ceritaku Puisiku” lainnya yang mungkin mewakili suara hatimu di blog ini. Yuk, telusuri lebih dalam lagi bait-bait perasaan yang tertuang di sana.

- Bryan Nakupenda

Ceritaku Puisiku, Selain Bodoh

Puisi reflektif tentang persahabatan, penyesalan, dan kekuatan menghadapi kenyataan hidup yang tidak selalu indah.

Post a Comment

0 Comments