BADAI SEROJA (SERANGAN ROH JAHAT)

Cerita dari aku, kamu, kita, mereka dan seroja tentang badai siklon tropis Seroja yang menghujam Nusa Tenggara Timur terkususnya kota tercintaku, Kupang.

Sebuah cerita kecil dari aku, kamu, kita tentang seroja. Sebuah siklon yang menghantam Nusa Tenggara Timur, hanya semalam saja dan semua yang tersisa adalah cerita yang akan aku ceritakan kepada anak cucuku nanti tapi dimulai dari blog ini akan kubagikan bagaimana malam ayng mencekam itu melebihi apa yang pernah kita tonton di televisi.

Jumat, 2 april 2021, hari itu hari nampak aneh hujan yang sudah lama berhenti pada pertengahan bulan februari lalu tiba-tiba kembali berkunjung ke Kupang, padahal banyak sekali petani telah menggarap ladang sawahnya. Sepertinya hujan kemarin belum cukup sehingga ia kembali berkunjung.



Hujan pun terus meliputi kota kasih seharian penuh tanpa henti, bahkan yang mau pergi bekerja terpaksa harus rela berbasah-basahan atau paling tidak menggunakan mantel untuk beraktivtas. Mau tidak mau, harus mau karena kewajiban dan kebutuhan tetap ada meski sedang hujan.

Sempat berhenti sejenak kala perjamuan kudus namun dilanjutkan kembali tangisannya tanpa melihat keadaan, sungguh kejam hujan ini. Banyak yang ingin mengikuti ibadat paskah sepertinya bakal terhalang hujan.

Sabtu, 3 april 2021, hujan belum juga reda, masih stabil dalam keheningan dan nampaknya belum menunjukan akan berhenti, hari itu tetap berjalan seperti biasa karena akhir pekan menjelang paskah begini jalanan pasti bakal ramai tapi karena hadirnya hujan menjadikan semua angan dan harapan paskah seperti tertahan. 

Banyak yang berharap untuk segera berhenti, karena setahun yang lalu paskah hanyalah cerita dimana tidak ada gereja yang beribadah, sehingga tentu banyak dari kita yang sangat berharap unutk bisa beribadah kemabli di rumah maha kudus yakni gereja.

Niatnya ada, namun terhalang hujan yang tak ingin kalah eksis dibanding covid-19. Kita banyak yang mengeluh namun tidak bisa berbuat apa-apa karena bisa jadi ini hanyalah cobaan kecil yang menjadi cobaan pada iman kita.

Tetapi, berita kerusakan dari hujan yang nampak biasa saja ini mulai terlihat, banjir bandang, sungai yang meluap, jalanan yang longsor dan angin yang kencang dilautan. Video dan foto keadaan sulit mulai muncul ke permukaan terutama lewat medsos whatsapp grup juga berita akan ada badai yang namanya seroja mulai terdengar. #PrayforNTT mulai muncul di medsos entah twitter, facebook, tiktok, dan instagram. Bumi flobamorata meminta bantuan sebelum lebih banyak lagi kehancuran menimpa NTT.

Minggu, 4 april 2021, langit masih jauh rasanya dari senyuman matahari pagi yang cerah dan indah. Hari ini kita mendengar kabar seroja akan segera berkunjung, entah seroja bentuknya seperti apa, rupanya seperti apa, baik atau tidak, tidak ada yang tau. Yang pasti, semua hujan yang tak henti ini dikarenakan ia akan berkunjung.

Di hari ini, paskah masih bisa dibilang cukup ramai meski tak seramai sebelum masa pandemi covid-19, namun cukup mengobati hati setiap insan yang ingin merayakan paskah di rumah kudus. Badai seroja belum berkunjung namun beritanya mulai makin terdengar sebelum kedatangannya, kesedihan nampaknya mulai mendahului setelah listrik yang telah lebih dulu padam sejak hari jumat lalu.

Berita baik sepertinya belum ada, ditengah gelapnya malam, waktu itu hujan tak mau mengalah sehingga aku dan kamu berlari keluar menggunakan motor menabrak hujan demi mencari cahaya yang dirindukan yakni listrik. Cukup lama aku dan kamu berlindung dirumah mereka sambil menanti asupan cahaya aku dan kamu bisa terisi penuh.

Namun, bukannya terisi penuh tetapi aku dan kamu malah terjebak di rumah mereka karena cahaya yang aku dan kamu kejar akhirnya juga ikut pergi meninggalkan dan digantikan badai seroja yang mulai datang.

Senin, 5 April 2021, Jam 00.00, Akses komuikasi terbatas, gelap tanpa ada cahaya sedikit pun, namun entah kenapa langit tetap nampak diantara rumah dan pepohonan, seroja menyerang semua yang ada dihadapannya yang bisa ditumbangkannya. Semua kekawatiran nampak dari langit yang perlahan makin gelap menjelang subuh.

Hati mulai kawatir, rumah yang orang tua tinggali yang letaknya dibantaran kali katanya banjir sudah meluap dan tinggal setengah meter lagi bisa masuk, ditambah pepohonan yang terus berdentang diterpa seroja membuat kekawatiran makin meninggi. Semoga mereka baik-baik saja di sana.

Pepohonan rubuh, tebasan keras pada atap rumah, pagar yang ambruk, seroja tanpa kenal ampun mulai makin terdengar hingga akhirnya perlahan mulai berkurang saat waktu menunjukan jam 6 pagi. Semua duka mulai nampak jelas. Jam 8 semuanya selesai, seroja pergi meninggalkan duka seolah tuan rumah penuh dengan dosa dan dialah hakimnya. 

Semua warga mulai keluar melihat keadaan sekitar, banyak pepohonan yang telah tumbang menghalangi jalan, banyak juga anak muda yang penuh rasa empati langsung membersihkan agar semua akses bisa lebih mudah. 

Seminggu setelah seroja ini, semua nampak mulai perlahan membaik dan perlahan juga Kota Kupang dan NTT mulai bangkit, Listrik mulai kembali menyala, bantuan berdatangan dari luar, akses komunikasi mulai membaik.

Salah satu akibat dari tidak bisanya mendapat akses informasi adalah ketika tengah malam semua warga pesisir pantai harus kabur dalam keadaan gelap gulita dan tidak tahu informasi apa-apa, informasi yang diterima pun simpang siur sehingga kepanikan terjadi tengah malam hingga menejalng subuh.

Beberapa saat setelah badai berlalu mulai bermunculan aneka ragam hal unik ke permukaan, seperti ditemukannya pulau baru di Kabupaten Rote, munculnya tumpukan batu disekitaran pantai Nunhila hingga Namosain, serta Danau baru di Kelurahan Sikumana. Semua ini terjadi dalam beberapa hari saja dan tentu ada kuasa Yang Maha Kuasa sehingga semuanya boleh menjadi fenomena.

NTT pun menjadi buah bibir selain karena tagar #PRayForNTT yang sempat naik sesaat sebelum Seroja datang dan setelah seroja datang, karena bukan hanya kerugian material saja yang dirasakan namun juga kehilangan orang tercinta.

Semoga NTT segera dipulihkan, dan semoga NTT semakin kuat setelah Serangan Roh Jahat ini pergi. Semua adegan kepanikan yang selama ini ditonton di film-film kini telah dirasakan langsung oleh masyarakat NTT dan akan terus dikenang sebagai peringatan dimana cinta yang Tuhan berikan sangat luar biasa dan nyata adanya. – Bryan Nakupenda


Post a Comment

0 Comments