Batinku pernah berkata, “Hidup bukan tentang benar salah, bukan pula tentang kaya miskin, tetapi tentang dinikmati atau tidak”. Sekilas batinku ada benarnya. Perkara hidup tidak perlu seharusnya sampai melukai banyak orang termasuk yang tidak pernah peduli pada kita.
Belajar memaknai hidup ini terasa menyenangkan meski aku sadar bahwa aku bukanlah orang yang baik namun ada orang yang tetap ingin menjaga hubungan baik yang ingin kita bangun, setidaknya di mata mereka kita berharga dan kita patut berbangga.
Dari sana kita bisa mengetahui bahwa ada orang yang hidupnya untuk membahagiakan orang lain, ada orang yang hidupnya untuk menyusahkan orang lain, memang kita tak sadar akan dua hal ini. Namun, kenyataan ini jelas terpampang di depan mata kita jika kita mau melihat secara saksama.
Kusadari aku mungkin adalah salah satu orang yang selalu menyusahkan orang lain, entah orang lain sadari atau tidak namun kenyataannya begitu. Siapa yang aku susahkan? Itu orang tuaku, secara sadar aku belum dewasa secara mental sehingga masih saja menjadi beban orang tua. Oh, Shit!!!
Ingin sekali melepas beban ini namun ada gejolak ketakutan yang terus menghujam perasaan, dan dalam dua bulan terakhir ini aku jadi berpikir seandainya aku bisa melepas diri ini dari segala ketakutan akankah hidupku akan menjadi lebih baik?
Jawabannya belum aku ketahui, namun setidaknya ada sebuah perubahan yang coba aku lakukan, yakni bekerja keras menjadi pribadi yang lebih bermakna di mata orang-orang yang menyayangiku. Sebulan terakhir ini ada sedikit nilai yang bisa aku tambahkan pada diriku. Sedikit, namun berarti.
Terima kasih pada kesempatan yang selalu Tuhan berikan, meski tidak setiap kesempatan bisa aku manfaatkan dengan baik. Satu hal lagi yang bisa aku katakan adalah menjadi pribadi yang tahu sesuatu lebih baik dari orang lain terkadang tidak menyenangkan, terkadang kita bisa dimanfaatkan, terkadang kita bisa dibodohi, dan aku sadari itu. Aku juga termasuk orang seperti itu.
Sebuah perubahan datang dari dalam diri, aku sadari ini, perlahan perubahan itu mulai terasa, entah karena ketakutan itu mulai perlahan menghilang atau ketakutan itu yang sengaja bersembunyi. Yang pasti, keberuntunganku yang dulu kurasa sangat banyak kumiliki sekarang telah lenyap.
Pada akhirnya hidup menjadi lebih bermakna jika kita mampu melawan arus gejolak ketakutan yang deras dengan lebih berani, menepikan kecemasan berlebih jauh dari diri kita, dan jujur pada diri kita sendiri meskipun itu sulit.
Semoga pesan ini tersampaikan pada diriku yang mungkin akan menoleh kembali unutk membaca tulisan ini, karena hidup bukan hanya tentang terus melaju ke depan saja, namun juga tentang menoleh ke belakang dan melihat langkah sejarah apa yang telah kita ambil untuk hidup yang kita jalani saat ini.
- Bryan Nakupenda
0 Comments
Silakan berkomentar secara bijak atau sesuai topik pembahasan...