NATAL KELUARGA BESAR PERKEMI NTT DAN PASI NTT



Memang benar isi perkataan alkitab, "Doa orang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya". Hari senin, 20 Januari 2020 kemarin Keluarga Besar PERKEMI NTT dan PASI NTT menggelar syukuran natal bersama sekaligus pembukaan pelatda tim PON XX 2020, acara kici-kici sa orang Kupang bilang namun penuh kekeluargaan.

[DISCLAIMER: 
ISI ARTIKEL INI MENGANDUNG MUATAN AGAMA KRISTEN PROTESTAN,
AYAT ALKITAB. MOHON UNTUK TIDAK MENGUBAH,
TIDAK MENGHAPUS BEBERAPA BAGIAN
DAN TIDAK MEMPLUBIKASI ULANG TANPA SEIZIN PEMILIK ARTIKEL.
TERIMA KASIH]

Acara natal bersama tersebut dimulai pada pukul setengah enam petang, sedikit molor sih dari jadwal yang direncanakan yakni pada jam lima. Namun, Ibadat yang dipimpin oleh Bpk. Pdt. Yandy Manobe dengan tema "Hidup lah sebagai seorang sahabat bagi semua orang" ini berjalan dengan penuh hikmat dan penuh damai. Tanpa kendala dan tanpa problem apapun sedikitpun.


Sebenarnya kekawatiran sedikit melanda pengurus karena selama pesiapan hujan terus menyerang tanpa hentinya, namun siapa sangka dihari H-nya malah hujan tidak turun sama sekali. Ajaib benar kuasa Tuhan.  Ibadatpun berjalan sebagaimana mestinya.

Ibadat yang juga dihadiri oleh Ketua Umum Persaudaraan Shorinji Kempo Indonesia (PERKEMI) NTT & Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) NTT yakni Bpk. Ir. Esthon L. Foenay, M. Si, para pengurus, pelatih, orang tua dan para atlet baik dari yang masih belia hingga atlet yang akan mempersiapkan diri menuju arena PON XX 2020 berlangsung sebagai acara yang kiranya bisa membawa semangat persahabatan bagi setiap elemen penting dalam organisasi olahraga PERKEMI NTT dan PASI NTT.

 


Acara doa bersama ini juga diisi kata sambutan oleh bapak Ir. Esthon L. Foenay, M.Si yang kembali mengingatkan para pengurus dan pelatih agar mempersiapkan atlet-atlet yang akan menuju PON XX 2020 di PAPUA bulan Oktober-november nanti dengan penuh keseriusan. Tidak lupa juga untuk mempersiapkan atlet usia dini dan meningkatkan prestasinya agar semakin banyak generasi penerus.

Selain itu beliau juga meminta dukungan penuh dari semua orang tua yang telah mendukung anak mereka yang terlibat dalam proses menjadikan Nusa Tenggara Timur menjadi salah satu daerah yang harus disegani lewat prestasi olahraganya. Dan sebagai penutup dalam kata sambutannya beliau kembali mengingatkan untuk bisa menjadi orang yang bisa bersahabat bukan hanya dengan diri sendiri namun juga dengan orang lain juga.

Seperti apa yang juga dikatakan pak pendeta dalam khotbahnya, bahwa terkadang sebagai manusia kita lupa bahwa yang menjadikan persaudaraan itu kuat yakni karena kita selalu menjadi sahabat bagi semua orang. Yang menjadikan ikatan kekeluargaan itu kuat yakni kita selalu mau menjadi sahabat bagi semua orang yang berada disekitar kita.


Jangan menjadi seperti seorang istri yang suaminya sudah meminta izin untuk pergi nongkrong dengan sahabat-sahabatnya namun baru beberapa menit hape sang suami sudah berdering. Getaran pertama, suami kaget. Getaran kedua suami hati rancu terima atau tidak ya ini panggilan. Akhirnya suami pun terima telponnya pada getaran ketiga.
"Hallo ma"
"Posisi?" Tanya si istri.
"Ada di.."
"Deng?" si suami belum selesai menjawab si istri sudah bertanya lagi.
"Ada deng..."
"Ohh..." belum selesai jawab si istri sudah memotong dan langsung mematikan panggilan.


Janganlah kita menjadi seorang istri yang tidak bersahabat dengan suami kita, saat dia sedang bersama dengan sahabatnya usahlah kau ganggu dia, berilah dia sedikit waktu untuk menikmati waktu bersama sahabatnya.

Menjadi seorang suami juga janganlah menggunakan waktu terlalu banyak sehingga menimbulkan kecemburuan, jadilah sehabat bagi istrimu dengan cara mengabarinya meski kau tahu benar kau sedang menikmati waktu bersama sahabat-sahabatmu.

Dalam kehidupan sebagai seorang atlet pun kita diajarkan bukan hanya tentang memenangi pertandingan namun bagaimana kita menjadi manusia yang mau bersahabat dengan lawan-lawan kita, jangan hanya karena medali segenggam rusak nilai-nilai sportivitas.


Begitupun sebagai pengurus, pelatih dan orang tua yang hadir sebagai elemen pendukung janganlah kita saling sikut-sikutan tapi marilah kita bangun hubungan persahabatan yang bernilai tinggi.


Dalam Yohanes 15:5 (TB)  "Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa."  Tugas kita adalah melaksanakan apa yang Tuhan kehendaki dan melakukan sebaik mungkin namun jangan melupakan asas-asas yang telah Tuhan tetapkan, seringkali kita melupakan apa yang Tuhan telah tetapkan ketika kita telah jauh berpikir melebihi apa yang Tuhan inginkan.

Akhir kata jadilah seperti sahabat bagi semua orang disekitar kita, jangan melihat siapa dia namun lihatlah Tuhan sebagai yang empunya kehidupan, yang memberikan apapun yang engkau inginkan, dan yang menjadi sahabat bagi kita semua. Tuhan memberkati kita semua.

Post a Comment

0 Comments