Tidak terasa hampir setiap bulan dalam grup alumni SDG AIRNONA 1 selalu kumpul-kumpul, kadang didokumentasikan, kadang tidak. Dari yang awalnya cuman iseng-iseng buat mengisi waktu pas liburan, sekarang jadi sering ngumpul karena ada ada kedukaan, bukan karena seringnya keluarga yang meninggal tapi waktu lebih mempertemukan kami pada saat ada keluarga yang meninggal sehingga kami semua bisa berkumpul.
Sedih juga melihat satu per satu orang tua kami mulai pergi meninggalkan, hidup tidak pernah bisa ditebak, yang kemarin sedang bahagia-bahagianya hari ini malah jadi sangat kalut. Kita tidak bisa menebak rencana Tuhan. Kali ini teman yang sudah saya kenal dari bangku sekolah dasar yakni Yohan di tinggal mamanya. Sebagai orang dari Suku Sabu (salah satu suku terbesar di Nusa Tenggara Timur) pasti yang datang melayat tidak sedikit, karena kebiasaan suku ini yang selalu berkumpul jika ada keluarga dari suku Sabu yang meninggal.
Di dalam keramaian dalam tenda duka tersebut kami hanya bisa melihat teman kami dengan wajah sedihnya, apalagi dia yang biasanya ceria dan cerewet itu nampak belum siap menerima kepergian mamanya. Kehilangan orang tercinta adalah sebuah misteri, kita bisa saja mempersiapkan atau merencanakan hidup dengan sangat baik, hari ini kita sehat, tapi kita tidak pernah tahu bagaimana hari esok akan berjalan.
Kedukaan ini membawa kedukaan kepada seluruh keluarga, menyayat hati setiap insan yang mengenal beliau, namun bisa menjadi sukacita juga atas berkumpulnya keluarga dalam satu rumah. Memang kesedihan itu kadang membekas, namun selalu ada kebahagiaan yang mengikutinya dari belakang. Kita diajarkan untuk kuat menghadapi cobaan yang datang, belajar menghibur diri untuk menjadi manusia baru.
Hari ini saya, beserta teman-teman yakni Revita, Moris, Melky, Yafet (Tev), Reno, Lodya yang memang sepupu kandung dengan Yohan, Randi, Gebby, Sari, Yuli, Anggri yang sudah lama sekali tidak terlihat dan hari ini juga bersama kami. Lalu ada Rival, Yohan Bire, Andi, Tini, Andrew, Ricky Riwu, Rio Ke'o dan Butet (Bugan). Kami bersama seraya turut bersimpati dan juga berempati, karena kami sadar bahwa kami juga suatu saat akan merasakan kehilangan itu.





0 Comments
Silakan berkomentar secara bijak atau sesuai topik pembahasan...