KENAPA BERUSAHA?

Pernah tidak kita bertanya pada diri kita sendiri? Kenapa kita berusaha dalam hidup?

Berusaha menjadi yang terdepan dalam sebuah perlombaan lari, berusaha menjadi yang terbaik dalam sebuah kontes adu jotos, berusaha jadi yang tercantik diantara para peserta kontestan kecantikan.

Pernah tidak?

Bisa ya, bisa tidak. Namun pada umunya kita diajarkan entah oleh lingkungan keluarga atau lingkungan tempat kita bergaul untuk menjadi yang terbaik dalam hidup kita minimal sekali, namun ada juga yang terjadi tanpa adanya proses berpikir seperti itu namun tetap berusaha.

Terjadi secara alami karena tuntutan lingkungan sehingga menuntun perlahan demi perlahan kita menjadi orang yang dipaksa untuk bisa berprestasi dalam hal apapun. Sebagai contoh, kita dipaksa untuk mampu membaca atau mengetahui banyak hal oleh orang tua kita. Kita tanpa sadar telah dituntun untuk tidak boleh menjadi orang gagal sejak dari kecil, ya itulah kita.

Sebagai bentuk kasih sayang kita tidak diajarkan yang buruk, kita diajarkan yang menurut mereka itu adalah baik. Sedangkan, yang buruk bisa saja juga kita serap namun tidak disadari mereka.

Menjadi yang terbaik adalah sebuah pola dimana ada sebuah kultur budaya yang terus digenjot generasi demi generasi hingga nilai atau value seseorang bisa dihargai. Pola ini terstruktur dan tidak pernah berubah, seseorang bisa dipandang lebih tinggi ketika nilai dirinya telah mencapai puncak.

Berusaha atau tidak? Semua ada pada pribadi masing-masing, ada yang tetap berusaha meski keadaan dirinya sulit unutk menggapainya, ada yang tetap berusaha meski hal-hal buruk bisa saja terjadi pada dirinya.

Gila, semua orang berusaha menjadi yang terbaik tanpa pernah bertanya, ‘kenapa saya melakukan ini?’

Semua orang berlomba dalam usaha menjadi yang tertinggi dalam hidupnya, entah bidang apapun itu tidak ada yang peduli. Semua berusaha memacu diri hingga bisa berdiri di tahta tertinggi dalam hidupnya.

 Bryan Nakupenda 


Post a Comment

0 Comments