HARAPANKU, MEDALI EMAS

Sangat bersemangat sekali menyambut tahun ini, bagaimana tidak? Ada sebuah cita-cita yang sangat diharapkan bisa aku wujudkan tahun ini yakni, menjadi peraih medali emas di PON XIX Jawa Barat. Bagi seorang atlet yang dari daerah tentu ini adalah sebuah harapan, cita-cita, dan doa yang bukan hanya diidamkan oleh atlet saja tetapi juga seluruh masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT).

Jangan tanya setelah meraihnya bakal dapat hadiah apa, karena jawabannya belum pasti. Yang pasti untuk saat ini fokus utama seluruh atlet, pelatih, pengurus besar setiap cabor maupun pengurus KONI sangat bersemangat dengan event empat tahunan sekali ini.

Selain sebagai event untuk menunjukan jati diri suatu daerah tentu harga dari sebuah prestasi akan dihargai sangat mahal, meski secara pribadi tentu akan banyak sekali rintangan dan halangan yang bakal menghadang.

Di tahun ini aku sangat berharap untuk menjadi jawara karena sudah sangat lama aku tidak menginjakan kaki di podium pertama, dan semoga di kedua kalinya aku mengikuti PON ini aku bisa lebih sukses dibanding PON sebelumnya yang hanya meraih medali perak saja.

Ada cerita lucu yang juga sedih dimana pada saat mengikuti PON pertama kali, aku dan beregu ku masuk nomor unggulan untuk meraih medali emas namun saat hari-h kenyataan pahit harus diterima sekaligus harus disyukuri karena pada akhirnya kami gagal.

Malahan rekan-rekan kami yang bisa dibilang sangat tidak diunggulkan bisa dan mampu meraih medali emas, ternyata disini mental berbicara. Yah, aku dan beregu ku hanyalah anak baru di PON alias pemula atau rookie lah sebutannya, masih jumawa sehingga kami pun gagal mencapai target yang dipasang sedangkan rekan kami yang berhasil sudah tidak membawa kesombongan itu.

Mereka hanya membawa impian dan takut gagal ke dalam arena sehingga yang keluar bukan hanya adrenalin namun lebih dari itu yakni kundalini (energi luar biasa). Mereka membuktikan bahwa setiap keringat dan tetesan air mata yang jatuh selalu diperhitungkan Tuhan.

Mereka mengajarkan kami bahwa yang bagus ditempat latihan bukan berarti bakal hebat di arena, dan dari sini kami belajar bahwa kami harus meninggalkan semua beban dan semua keangkuhan hati demi tercapainya prestasi tertinggi.

Aku belajar bahwa demi mencapai prestasi tertinggi dalam sebuah pertandingan olahraga bukan hanya fisik yang dilatih namun juga psikis dalam hal ini menjadi lebih dekat pada Tuhan. Selain itu juga haruslah menjadi pribadi yang tahu bagaimana me-manage hati dalam menghadapi cobaan selama persiapan.

Karena kegagalan seringkali juga datang bukan karena kurangnya persiapan tetapi karena kita seringkali lupa bahwa hal-hal diluar arena pertandingan lah menjadi faktor perusak segala momen keajaiban yang seharusnya terjadi di arena pertandingan.

Semoga di tahun ini aku bisa meraih medali emas, Tuhan Yesus pasti menolongku.

Bryan Nakupenda 


Post a Comment

0 Comments