Dalam menjalani hubungan kita ini, kita selalu seperti melalui perjalanan yang penuh lika-liku, naik turun, dan kadang-kadang membuat hati ini terasa terombang-ambing, asing dan tidak tentu arah. Ada kalanya aku merasa kita seperti tak akan bisa kembali, seperti dua orang yang saling menjauh dan tak saling memberi kabar setelah perkelahian besar. Namun, entah mengapa, ya, entah mengapa, meski saling diam dan berlarut-larut dalam rasa sakit, penuh emosi dan keegoisan diri masing-masing, ada sesuatu yang membuat kita selalu kembali bersatu seperti kembali ke titik awal—saling mengingatkan diri bahwa cinta ini masih ada dan masih kuat untuk dipertahankan.
“Karena sejauh apapun kita berjarak, sekeras apapun pertengkaran kita, selalu ada cinta yang membuat kita kembali lagi dan memulai dari awal.”
Kadang, ya, terkadang, aku merasa seperti buah simalakama dalam hubungan ini. Mencintaimu berarti membuka hatiku, tapi juga berarti harus siap dengan segala luka yang datang menerpa. Setiap pertengkaran yang terjadi diantara kita seolah membuka kembali kenangan buruk, membuat hati ini terasa nyeri seperti tertusuk duri yang tajam. Tapi, memang tak bisa dipungkiri, bahwa setiap kali rasa itu muncul, aku tahu ada sesuatu yang lebih dalam dan lebih dari smeua yakni perasaan yang tidak bisa dipendam begitu saja.
Aku ingat stiap kali kita bertengkar habis-habisan, saling diam dan merasa seakan dunia ini hanya milik kita berdua, ya seperti kasmaran tidak pernah habisnya, begitupun pertengkaran kita ini juga sama, meski tak ada kata yang keluar, hanya saling diam dan wajah penuh masam atau senyum.
“Aku tetap memilih untuk mencintaimu, meski di tengah segala drama yang datang dan pergi.”
Rasanya seperti kita ingin mundur, namun dalam diam itu, aku merasa ada sesuatu yang masih mengikat kita. Entah itu cinta, rasa ingin memiliki, atau mungkin ego yang menghalangi kita untuk benar-benar menjauh. Tapi setelah itu, kita selalu punya cara untuk kembali, kembali ke titik awal dimana kita saling mengingatkan bahwa ini semua hanya sementara saja. Karena sejauh apapun kita berjarak, sekeras apapun pertengkaran kita, selalu ada cinta yang membuat kita kembali lagi dan memulai dari awal.
“Mencintaimu berarti membuka hatiku, tapi juga berarti harus siap dengan segala luka yang datang menerpa.”
Aku tahu, aku pernah berpikir untuk melepaskan semuanya, ya pemikiran itu pernah muncul dulu, kan. Untuk mengakhiri rasa dan drama yang terasa semakin berat. Rasanya seperti drama korea yang konflik batinnya selalu ada. Tapi, pada akhirnya, aku sadar bahwa mencintaimu memang bukanlah hal yang mudah. Ia datang dengan segala suka dan dukanya. Tapi, aku tak bisa menipu diri sendiri, aku tak bisa berhenti mencintaimu.
Hari ini, mungkin seterusnya aku bakalan menyadarkan diriku, bahwa kita memang tak sempurna. Tapi, bukankah cinta itu tentang menerima segala kekurangan pasangan kita, meski terasa sakit? Menurunkan ego juga kayaknya bisa lebih mudah dibandingkan harus terus bergelud. Begitulah caraku, aku tetap memilih untuk mencintaimu, meski di tengah segala drama yang datang dan pergi. Seperti lirik lagu dari Letto, "Kau datang dan pergi, oh, begitu saja" Karena, meskipun rasa itu datang dengan luka, aku tetap ingin bertahan, sampai aku tak bisa lagi. Aduh.. Talalu lebe-lebe sa nih.
“Jangan hiraukan mereka yang berusaha jatuhkanmu. Karena mereka akan kalah dengan sendirinya ketika melihatmu masih tegak berdiri.”
Satu kalimat ini sungguh banyak maknanya, aku menganggapnya sebagai satu dari motivasi untuk tetap pada pendirianku untuk mencintaimu sampai nafas dari ragaku tidak ada lagi, aku tak ingin berpikir macam-macam lagi seperti dulu.
"Aku menyukaimu dan tak akan ku biarkan hilang rasaku ini."
- Bryan Nakupenda
0 Comments
Silakan berkomentar secara bijak atau sesuai topik pembahasan...